Materi :
Mengoperasikan Pesawat Telepon
Telepon adalah salah satu alat
komunikasi yang sering digunakan dalam suatu perusahaan. Fungsi telepon bagi
perusahaan dalam kegiatan bisnis yaitu untuk memperkenalkan perusahaan,
memperkenalkan produk, memasarkan produk, menigkatkan relasi dengan pelanggan,
mencari informasi dan sebagainya. Pemakaian telepon yang efektif juga akan
membantu keberhasilan dalam menjalin relasi bisnis. Dengan telepon, informasi dapat disampaikan dengan cepat,
sehingga pihak perusahaan dapat menindaklanjuti respon dengan cepat pula.
1.
Pengertian hubungan telepon
Kata telepon
berasal dari kata tele dan phone dimana tele berati jauh
dan phone artinya bunyi/ suara. Pesawat telepon merupakan symbol suatu
prestasi sebuah peradaban manusia, karena beberapa saat yang lalu, manusia
masih mengalami kesulitan untuk berkomunikasi secara langsung dalam mengalami
kesulitan untuk berkomunikasi secara langsung dalam jarak jauh. Sebagai alat
komunikasi, pesawat telepon mempermudah saling komunikasi antar individu pada
tempat yang berlainan dan berjauhan. Hubungan telepon adalah cara mengadakan
hubungan langsung jarak jauh untuk menyampaikan dan menerima pembicaraan
melalui alat elektronik dari satu pihak kepada pihak lain. Dalam kegiatan
bisnis, telepon merupakan sarana penting dalam menunjang kelancaran aktivitas
bisnisnya.
2.
Macam-macam Pesawat dan Hubungan
Telepon
a. Jenis
Pesawat Telepon dilihat dari beberapa segi :
·
Kapasitas atau kemampuan peralatan
yang digunakan, yaitu :
¶ Intercom
Intercom dalam bahasa Inggris disebut intercommunication
yang berarti komunikasi didalam. Intercom juga serinig disebut dengan istilah interphone
atau intertelephone. Di kantor-kantor, intercom merupakan alat
komunikasi yang dipergunakan untuk menyampaikan warta atau keterangan dalam
lingkungan organisasi sendiri atau dari satu bagian ke bagian lain dalam satu
instansi.
¶ PMBX
(Private Manual Branch Excharge)
Telepon
jenis ini,tidak memungkinkan kita untuk berkomunikasi langsung tanpa melalui
operator. Untuk menelepon, penelepon harus terlebih dahulu melalui operator.
Penelepon harus menekan nomor yang telah ditentukan. Setelah tersambung,
penelepon baru dapat berhubungan langsung dengan nomor telepon luar yang
dikehendaki, umumnya menggunakan ekstensi.
¶ PABX
(Private Automatic Branch Excharge)
Telepon
jenis ini memungkinkan kita dapat berkomunikasi langsung tanpa melalui
operator. Penelepon dapat berhubungan langsung dengan cara memutar nomor
telepon saluran keluar. Setelah itu, penelepon baru memutar nomor telepon yang
dikehendaki. Operator dapat pula dihubungi bila diperlukan dengan cara memutar
nomor (kode) yang telah ditentukan.
·
Segi peletakkannya telepon dibedakan
menjadi :
¶
Telepon Meja (Tablephone), yaitu telepon yang diletakkan dan
ditempatkan di atas meja.
¶ Telepon dinding (Wallphone), yaitu
telepon yang diletakkan dan ditempatkan pada dinding.
¶ Telepon Mobil, kapal atau pesawat
yakni telepon yang diletakkan dan ditempatkan pada mobil, kapal, atau pesawat.
¶ Telepon genggam (Handphone) yaitu
telepon yang dapat dibawa kemana-mana oleh pemiliknya.
b.
Jenis hubungan
telepon berdasarkan :
§
Segi jarak
jangkauannya, yaitu :
1. Hubungan
antarbagian (intern),yaitu hubungan langsung antara bagian satu dengan
yang lain dalam satu kantor.
2. Hubungan
lokal (setempat), yaitu hubungan yang dilakukan komunikator dengan komunikan
dalam satu lingkup daerah tertentu, dalam satu kota. Pada hubungan ini tidak
perlu menggunakan atau memutar kode area tempat yang dituju.
3. Hubungan interlokal, yaitu hubungan
telepon antara dua orang secara langsung dengan jarak jauh, antarkota atau
propinsi. Namun tetap dalam satu negara. Untuk melakukan hubungan ini terlebih
dahulu penelepon harus memutar nomor kode wilayah tempat yang dituju.
4. Hubungan
internasional (Overseas Call), yaitu hubungan telepon langsung
berjarak jauh dari seseorang atau organisasi di suatu negara dengan orang lain
atau organisasi negara yang lain.
§
Dari cara kerjanya, dapat
dikelompokkan dalam 2 jenis seperti seperti berikut.
1.
Hubungan Melalui Operator
Bila melalui operator, penelepon memutar/ menekan nomor operator
sentrall untuk minta hubungann perorangan. Berikan nama dan nomor telepon orang
yang ingin dihubungi dan sebutkan juga nomor telepon pesawat sendiri. Jika
sudah berhasil menghubungi nomor yang diinginkan, operator sentral akan meminta
hubungan dengan orang yang dikehendaki dan menunggu sampai orang yang dituju
siap untuk bicara.
2.
Hubungan Langsung
Yaitu penelpon/ menelpon sendirI tanpa operator. Dengan memutar kode atau nomor
sambungan langsung jarak jauh, penelepon langsung bicara.
3.
Hubungan Langsung dengan SMS
Hubungan
langsung jarak jauh ini dapat dil;akukan sampai melintasi batas negara hanya
dengan menggunakan layanan pesan pendek (SMS), komunikasi melalui sms ini bisa
dilakukan secara tertulis atau melalui suara (voice). Layanan
telepon jenis SMS ini banyak digemari karena biayanya yang murah dan cepat.
RANGKUMAN
a.
Melalui pesawat
telepon orang dapat saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah, meskipun
mereka berada di tempat yang berlainan dan berjauhan.
b. Hubungan telepon adalah cara mengadakan
hubungan langsung jarak jauh melalui alat elektronik dari sartu pihak ke pihak
yang lain.
c.
Ada 4 macam
hubungan telepon, yaitu :
1.
Hubungan intern
2.
Hubungan local
3.
Hubungan
interlokal
4.
Hubungan
internasional
d.
Ada beberapa
jenis pesawat telepon, yaitu intercom, PMBX, PABX
e.
Telepon
dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu :
1.
Telepon meja
2.
Telepon dinding
3.
Telepon mobil, pesawat, kapal
4.
Telepon genggam
f.
Ada tiga macam cara kerja telepon,
yaitu :
1.
Hubungan melalui operator
2.
Hubungan
langsung
3.
Hubungan dengan
menggunakan SMS
Materi
: Etika Penanganan Telepon
1. Perbedaan
Etika dan Etiket
Banyak orang
menyamakan begitu saja kata etika dan etiket padahal keduanya memiliki
pengertian yang berbeda. Etika adalah cabang filsafat yang membahas tingkah
laku manusia berdasarkan kaidah baik-buruk, benar-salah, tepat-tidak. Sedangkan
etiket(bahasa Perancis Etiquete) adalah tata karma, sopan santun, atau tata
pergaulan. Kalau etika membahas apa yang benar, salah, jujur, adil dan
lain-lain, sementara itu etiket membahas apa yang sopan dan pantas diterapkan
dalam percakapan, bertamu, berkunjung, makan-minum, melayani atau menerima
tamu, bertelepon dan seterusnya.
2. Pentingnya
Etiket Bertelepon
Bagaimana etiket bertelepon? Ketika kita menggunakan pesawat telepon, kita
memang tidak berhadapan dengan orang yang kita ajak berkomunikasi. Dengan
demikian, kita tidak perlu tampil dengan cantik dan menarik, memakai busana
yang up to date, juga tidak perlu menampakkan wajah yang ramah dan penuh
senyum seperti layaknya menerima tamu. Hal terpenting adalah suara yang jelas,
tegas, namun terkesan ramah, hangat, dan bersahabat. Dengan suara yang merdu
didengar, tidak jarang orang menjadi lebih betah dan senang berkomunikasi
dengan kita. Walaupun begitu, penampilan tidak boleh diabaikan, karena tugas
seorang operator , sekretaris, petugas pada bagian penjualan pada suatu
perusahaan bukan hanya menerima dan menelepon. Tidak salah, jika ada kesan
pertama orang luar terhadap perusahaan atau kantor dapat timbul dari cara
pembicaraan telepon. Dengan hanya mendengar suara apa yang dikatakan, dan
bagaimana cara menyatakannya di telepon, orang luar sering menyimpulkan pribadi
penerima telepon dan citra perusahaan.
Penampilan yang menarik tidak akan tampak dalam hubungan bertelepon.
Akan tetapi, kepribadiaan seseorang jelas tercermin melalui bagaimana mereka
menyampaikan sesuatu yang harus dikatakan. Walaupun orang tidak bisa melihat
perilaku penerima telepon, tetapi jalan pikiran penerima telepon dapat
dirasakan melalui pembicaraan yang dilakukannya ketika dia menjawab telepon.
Untuk itu, penerima telepon harus selalu bersikap ramah dan memberikan kesan
bahwa ia benar-benar ingin membantu. Jangan sekali-sekali beranggapan bahwa
orang yang menelepon ini tidak melihat siapa yang menerima telepon, lalu
penerima telepon dapat semaunya dan berbicara kurang sopan. Layanilah orang
yang bertelepon dengan senang hati dan santun. Suara penerima telepon (
sekretaris, receptionist, petugas Marketing) mencerminkan citra
organisasi/perusahaan. Seringkali orang yang menelepon menarik kesimpulan
tentang citra pimpinan di perusahaan berdasarkan reaksi yang mereka peroleh
pada waktu menelepon. Satu kali
pelayanan telepon tidak memuaskan, dapat menghancurkan citra perusahaan
sebelumnya. Sebaliknya, jika sikap baik dalam pelayanan telepon dapat anda
berikan gambaran yang baik terhadap perusahaan akan baik pula. Bagi penerima telepon itu sendiri,
hubungan baik yang dibina dengan orang yang belum pernah ditemukan sangat besar
manfaatnya.
Sikap wajar dan
ramah dalam menelepon mungkin lebih penting daripada sikap dalam kontak
langsung (bertemu muka). Bersikaplah wajar dan ramah dalam pembicaraan telepon.
Tunjukkanlah ketulusan dan kemauan untuk mendengarkan apa yang dikatakan oleh
orang yang berbicara ditelepon, tanpa harus memotong pembicaraan telepon
sebelum nada sela yang memberikan kesempatan kita untuk menjawabnya. Memang
kita tidak berhadapan langsung dengan orang yang kita ajak berbicara, akan
tetapi etiket dalam bertelepon tidak boleh diabaikan.
Adapun hal-hal
yang penting dan harus kita perhatikan dan kita laksanakan sehubungan dengan
etiket bertelepon sebagai berikut:
1. Jangan
membiarkan telepon berdering terlalu lama, maksimal 3 kali berdering, segeralah
angkat danjawab dengan sopan.
2. Bersikaplah bijaksana dalam menanggapi penelpon, siapapun yang menelepon adl penting dan patut
dilayani dengan sebaik-baiknya.
3. Jangan
memulai pembicaran hanya dengan ucapan kata “Halo”, tetapi langsung menyebutkan
nama organisasi atau perusahaan tempat kita bekerja.
4. Jangan
menggunakan pesawat telepon ditempat kerja untuk kepentingan pribadi atau
terlalu lama berbicara dengan si penelpon, karena petugas yang bertugas
biasanya wanita, sering tergoda dengan “hobi ngerumpi”. Dalam hal ini, kita
harus mampu menempatkan diri kita sebagai petugas. Hindari percakapan melalui
telepon apabila tidak begitu perlu. Namun apabila memang ada keperluan pribadi
yang begitu mendesak untuk dibicarakan, kita dapat menggunakan hubungan telepon
dengan bijaksana. Artinya , berbicara seperlunya tanpa mengganggu tugas kita.
5. Berusahalah
mendengarkan mitra bicara kita, jangan melamun atau bersikap tidak tertuju pada
pembicaraan sehingga kadang-kadang kita meminta penelepon untuk mengulangi
pembicaraan dengan ungkapan, “apa, bisa diulang?” sungguh hal yang tidak sopan
bila kita mengungkapkan hal demikian. Oleh karena itu, konsentrasikan pikiran
kita pada percakapan tersebut.
6. Jangan
mengucapkan kata-kata yang menyinggung perasaan. Sebaiknya, bicaralah dengan
sikap yang menyenagkan. Mungkin kita mendapat perlakuan yang kurang enak dari
percakapan melalui telepon, tetapi sebaiknya kita dapat menahan diri untuk
tidak mengucapkan kata-kata kasar, bahkan sampai menyinggung perasaan
penelepon. Bagaimanapun juga seorang petugas telepon harus tetap ramah dan
sopan di dalam percakapan lewat telepon.
7. Berusahalah
untuk menanggapi maksud pembicara dengan cepat dan memberi kesan bahwa orang
yang kita ajak bicara diperhatikan seperti layaknya kita berhadapan langsung
dengannya.
8. Berbicaralah
dengan tempo yang tepat, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Bila kita
berbicara terlalu cepat, orang yang berkomunikasi dengan kita sering tidak
memahami isi pembicaraan kita. Sebaliknya, bila kita berbicara terlalu lambat,
orang akan cepat bosan karena harus menunggu terlalu lama untuk memahami maksud
pembicaraan kita. Jangan pula
berbicara dengan suara terlalu keras. Perhatikan volume suara, ucapkan dengan
kata yang jelas, lancar, dan kecepatan yang normal.
9. Sebut nama
dan jabatan orang yang akan kita tuju, disamping pokok pembicaraan. Jangan
sampai setelah menghubungi nomor tertentu, kemudian kita bertanya, saya harus
berbicara dengan siapa ya?
10. Ada baiknya
kita tanyakan apakah saat kita menelepon, waktu yang tepat untuk berbicara.
Barangkali saat itu orang yang kita tuju sedang sibuk, sehingga kita terpaksa
mengganggu di sela-sela kesibukannya.
11. Jangan
menganggap panggilan telepon merupakan gangguan terhadap pekerja. Bicaralah
seperlunya
sesuai dengan maksud pembicaraaan dan jangan bicara di telepon
sambil makan atau berdecak.
12. Catat
hal-hal penting yang akan disampaikan.
13.
Bersegeralah minta maaf jika membuat kesalahan-kesalahan pada waktu bertelepon.
14. Akhiri pembicaraan dengan tepat.
Jangan lupa mengucapkan terima kasih(thank you) dan kembali
(You are welcome),
serta mengucapkan salam Selamat Pagi atau Selamat Siang ketika mengakhiri
pembicaraan.
15. Letakkan
gagang telepon dengan perlahan. Meletakkan gagang telepon dengan kasar akan
berkesan
kurang baik, terlebih lawan bicara (si penelepon)
belum menutup teleponnya.
Hal-hal yang harus dihindari Petugas
telepon, operator resepsionis, maupun petugas marketing), yaitu:
1. Memakai
bahasa informal, terutama kepada orang yang belum akrab/asing
2. Berbicara
dengan orang lain selagi berbicara di telepon
3. Berbicara
sambil makan sesuatu atau mengunyah permen
4. Berbicara
terlalu banyak basa-basi
5. Berbicara
dengan nada kasar atau membentak
6. Berbicara dengan nada memerintah
7. Penelepon dibiarkan menunggu
terlalu lama, tanpa penjelasan, hanya bunyi musik yang diperdengarkan
8. Panggilan telepon disambungkan ke
alamat yang salah berkali-kali
9. Nada dan intonasi yang terkesan
malas atau tak ramah
RANGKUMAN 2
1. Etika adalah cabang filsafat yang
membahas tingkah laku manusia berdasarkan kaidah baik-buruk, benar-salah,
tepat-tidak, sedangkan etiket(bahasa Perancis Etiquete) adalah tata karma,
sopan santun, atau tata pergaulan.
2. Hal –hal
yang penting dalam etiket bertelepon adalah sebagai berikut :
1. Jangan
membiarkan telepon berdering terlalu lama, maksimal 3 kali berdering, segeralah
angkat dan jawab dengan sopan.
2. Bersikaplah
bijaksana dalam menanggapi penelepon, siapapun yang menelepon adalah penting
dan patut dilayani dengan sebaik-baiknya.
3. Jangan
memulai pembicaran hanya dengan ucapan kata “Halo”, tetapi langsung menyebutkan
nama organisasi atau perusahaan tempat kita bekerja.
4. Jangan
menggunakan pesawat telepon ditempat kerja untuk kepentingan pribadi atau
terlalu lama berbicara dengan si penelpon, karena petugas yang bertugas
biasanya wanita, sering tergoda dengan “hobi ngerumpi”.
5. Berusahalah mendengarkan mitra
bicara kita, jangan melamun atau bersikap tidak tertuju pada pembicaraan.
6. Jangan mengucapkan kata-kata yang
menyinggung perasaan. Sebaiknya, bicaralah dengan sikap yang menyenangkan.
7. Berusahalah
untuk menanggapi maksud pembicara dengan cepat dan memberi kesan bahwa orang
yang kita ajak bicara diperhatikan seperti layaknya kita berhadapan langsung
dengannya.
8. Berbicaralah
dengan tempo yang tepat, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
9. Sebut nama dan jabatan orang yang
akan kita tuju, disamping pokok pembicaraan.
10. Ada baiknya kita tanyakan apakah
saat kita menelepon, waktu yang tepat untuk berbicara.
11. Jangan
menganggap panggilan telepon merupakan gangguan terhadap pekerja. Bicaralah
seperlunya sesuai dengan maksud pembicaraaan dan jangan bicara di telepon
sambil makan atau berdecak.
12. Catat
hal-hal penting yang akan disampaikan.
13. Bersegeralah
minta maaf jika membuat kesalahan-kesalahan pada waktu bertelepon.
14. Akhiri
pembicaraan dengan tepat. Jangan lupa mengucapkan terima kasih(thank you) dan
kembali (You ara welcome), serta mengucapkan salam Selamat Pagi atau Selamat
Siang ketika mengakhiri pembicaraan.
15.Letakkan
gagang telepon dengan perlahan. Meletakkan gagang telepon dengan kasar akan
berkesan kurang baik, terlebih lawan bicara(sipenelepon) belum menutup
teleponnya.
3. Hal-hal yang
harus dihindari sekeretaris, operator resepsionis, maupun petugas marketing),
yaitu:
1. Memakai
bahasa informal, terutama kepada orang yang belum akrab/asing
2. Berbicara dengan orang lain selagi berbicara di telepon
3. Berbicara
sambil makan sesuatu atau mengunyah permen
4. Berbicara
terlalu banyak basa-basi
5. Berbicara
dengan nada kasar atau membentak
6. Berbicara
dengan nada memerintah
7. Penelepon
dibiarkan menunggu terlalu lama, tanpa penjelasan, hanya bunyi musik yang
diperdengarkan
8. Panggilan
telepon disambungkan ke alamat yang salah berkali-kali
9. Nada dan
intonasi yang terkesan malas atau tak ramah
Materi : Teknik Penerimaan Telepon
Langkah-langkah dalam berhubungan melalui telepon yaitu ada 2 :
1.
Langkah-langkah dalam menerima telepon.
2.
Langkah-langkah dalam menelepon.
Langkah-langkah
dalam menelepon dan menerima telepon
1. Teknik Mengangkat Telepon
a. Setiap kali telepon berdering,
harus segera diangkat, jangan sampai dering telepon berbunyi lebih dari 3 kali,
sebab akan mengganggu suasana kerja. Karena letak ruang petugas telepon berdekatan dengan pimpinan, dering
telepon yang terus-menerus pasti akan mengganggu konsentrasi pimpinan.
b. Saat
menerima telepon, angkat gagang telepon dengan tangan kiri, sementara itu
tangan kanan siap dengan alat tulis.
2. Menyiapkan
Buku Catatan
Siapkan buku
catatan dan alat tulis untuk mencatat hal-hal yang penting. Petugas telepon harus
dapat bekerja secara efektif dan efisien dengan menggunakan kedua tangannya,
tangan kiri memegang gagang telepon, tangan kanan mencatat pesan yang
disampaikan.
3. Memberi Salam Kepada Penelepon
Berilah
salam sesuai dengan waktu kepada penelepon. Kemudian, sebutkan identitas perusahaan tempat kita
bekerja (nama kantor atau nmor telepon dan nama penerima telepon). Bila
penelepon lebih dahulu mengucapkan salam dan kemudian menyebutkan identitas
dirinya, kita tidak cukup menyapanya dengan Bapak/ Ibu atau Saudara, tetapi
tambahkan identitas diri penelepon, misalnya Bapak DJoko. Jika Penelepon tidak
mengajukan dengan pertanyaan, misalnya “Maaf dapatkah saya mengetahui
dengan siapa saya berbicara?” atau ‘Maaf, boleh saya mengetahui nama
Bapak/Ibu/Saudara?” .. tetapi jangan sampai kita bertanya seperti anak
kecil, misalnya “Ini Siapa sih”
Walaupun percakapan dilakukan melalui
telepon , tutur kata harus diperhatikan agar tidak menyinggung perasaan
penelepon.
4. Membuka Pembicaraan
Jika
penelepon ingin berbicara dengan pimpinan dan pimpinan kita ada di tempat
kerja, katakan kepadanya untuk menunggu sebentar karena kita harus menstransfer
hubungan tersebut ke telepon pimpinan. Jika ternyata pimpinan sedang tidak mau
diganggu dengan bijaksana kita dapat mengatakan bahwa pimpinan sedang tidak
berada di tempat kerja atau dengan alasan yang lain. Hal ini biasanya terpaksa dilakukan apabila pimpinan
sedang mengadakan rapat. Kita dapat segera menginformasikan keberadaaan
pimpinan, misalnya dengan mengatakan, maaf, Bapak pimpinan sedang mengadakan
rapat, apakah Bapak/ Ibu ingin meninggalkan pesan yang dapat saya sampaikan
kepada beliau? Percakapan serupa dapat juga dilakukan, apabila pimpinan sedang
dinas keluar. Pada saat menjawab penelepon, petugas telepon, tidak perlu
memberikan jawaban yang mendaetail, tetapi cukup menginformasikan hal-hal yang
inti saja.
Petugas telepon diharapkan dapat
menjawab secara otomatis setiap pembicaraan. Misalnya, jika pimpinan sedang
menelepon seseorang, agar penelepon tidak terlalu lama menunggu, katakan bahwa
pimpinan sedang On Line atau sedang melakukan pembicaraan dengan telepon lain.
Anda tidak perlu mengatakan pimpinan sedang bercakap-cakap dengan bapak
Soeryanto dari UNESA. Jika kebetulan pimpinan tidak berada di tempat, Anda dapat
juga mengajukan pertanyaan, apakah berkenan dihubungkan dengan wakil pimpinan.
| Hindari
pembicaraan hanya dengan sapaan kata Hallo saja, sebutkan Nama Anda/ Jabatan
Anda/ Nama Perusahaan. Contoh ;
· “ Selamat Pagi, PT. BABEL, disini”
· “ Selamat Siang, disini PT. BABEL”
· “ Selamat Sore, PT. BABEL, dengan Kiki disini”
| Apabila telepon itu datang dari
dalam instansi sendiri,, penerima telepon dapat menjawab sebagai berikut.
Ÿ “ Selamat Siang, dengan Kiki di
sini”
Ÿ “Pesawat 123, Selamat Siang”
Ÿ Administrasi Perkantoran, Kiki di
sini”
| Jika Penelepon
tidak menyebutkan identitasnya, penerima telepon dapat bertanya:
Ÿ “ Bolehkah saya mengetahui siapa
yang sdang bicara?”
Ÿ “ Bolehkah saya
mengetahui dengan siapa saya bicara?”
HIndari pertanyaan seperti ini: “ Siapa
ini?, atau “ Siapa sih ini?, “ Anda Siapa?, dan Siapa yang bicara?
5. Hubungkan
Segera Penelepon dengan Nama? Nomor yang dikehendaki
Yakinkan
siapa orang yang akan dihubungi / dicari karena penelepon akan sangat kecewa
bila yang dihubungi tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Sebagai contoh :
| Yang ingin
dihubungi Ardi, bukan Andi
| Yang ingin dihubungi Halimah, bukan
Fatimah
| Sebaiknya penerima telepon mempunyai
urutan alphabet untuk memudahkan dalam mengeja nama kata-kata yang kurang jelas.
6. Menciptakan kesan yang baik
a. Jika penelpon ingin berbicara
langsung dengan atasan perusahaan, jawablah dengan lembut atau sopan.
Ø “ Dapatkah Bapak/ Ibu menunggu
sebentar?”
Ø “ Ya Pak/ Bu, apakah dapat
menunggu?”
Hindari
ucapan:
ÿ “ Tunggu yah” atau
ÿ Bentar yah
b. Apabila penelpon bersedia
menunggu sebelum disambungkan kepada yang dituju, ucapan:
“Terima kasih atas
kesabarannya.
c. Jika orang yang dicari atau
diajak bicara oleh si penelpon sedang keluar, penerima telepon harus:
ÿ Memberikan
keterangan kepada penelpon tentang ketidakhadiran orang yang dicari secara
singkat, tetapi tetap sopan, hati-hati, dan menyenangkan.
Contoh ucapan yang baik :
Y “Bapak/
Ibu…sedang keluar, dapatkah saya membantu Anda?”
Y “Bapak/ Ibu…sedang keluar, dapatkah
Anda menelpon kembali?”
Y “Bapak/
Ibu…sedang keluar, apakah Anda akan meninggalkan pesan?”
ÿ Berusaha untuk mendapatkan
keterangan selengkapnya tentang identitas penelepon.
d. Kadang-kadang penerima telepon
harus menjawab telepon dengan kondisi atau keadaan yang bukan sebenarnya
tentang kegiatan dan keadaan pimpinan. Hal ini karena kondisi yang
mengharuskan. Oleh karena itu, Penerima telepon harus dapat menjawab dengan
bijaksana.
e. Ketika penelepon berbicara,
penerima telepon harus mendengarkan baik-baik dan jangan memotong pembicaraan
di sela-sela pembicaraan, penerima telepon sebaiknya memberikan respon dengan
kata-kata :
ÿ “Ya’
ÿ “Tentu”
ÿ “Ya, Saya tahu”
ÿ “Benar”,dan sebagainya
f. Jika penelpon salah sambung, penerima telepon berbicara :
“Maaf anda telah salah sambung, di sini 321778” (identitas penerima
telepon)
7. Mencatat Pesan
Apabila telepon tidak dapat
disambungkan kepada yang dituju, penrima telepon harus :
œ Mencatat segala sesuatu yang
diperlukan
œ Memberikan
keterangan yan g jelas dan lengkap
œ Menanyakan kepada penelpon nama dan
nomor teleponnya, hal ini penting bila penerima telepon atau pimpinan ingin
menelepon kembali
œ Menghindari kesalahan-kesalahn isi
pesan dari si penelpon dengan cara menyebutkan kembali pesan tersebut
œ Sampaikan pesan tersebut kepada yang
berhak menerima
Untuk
itu, penerima telepon harus selalu menyiapkan formulir atau lembar pesan (block
note) dan alat tulis di sekitar tempat telepon.
8. Salam Penutup
Jika
telah menyelesaikan pembicaraan dengan penelepon, Penerima telepon sebaiknya
mengucapkan “Selamat Pagi” atau “Siang” atau “Sore” dan jangan meletakkan
gagang telepon mendahului penelpon, tunggu sampai gagang telepon diletakkan
atau telepon ditutup selama dua atau tiga detik oleh penelpon.
RANGKUMAN 3
1. Cara menerima telepon menimbulkan
kesan atau penilaian Penelepon terhadap sikap dan kepribadian penerima penelpon
dan pimpinan serta perusahaan tempat penelpon bekerja.
2. Menerima
telepon harus dilakukan dengann senang hati, tanpa harus merasa terganggu. Hal
ini tampak dari cara orang berbicara dan intonasi berbicara, serta pilihan kata
ketika seseorang merespon pembicaraan orang lain.
3. Catatlah
berita telepon atau pesan yang dikirim melalui telepon dengan jelas. Catat pula
nama penelepon, asal dan jam telepon, serta nama penerima telepon. Jangan
menyampaikan pesan secara lisan.